Tiga Cara Mendapatkan Ilmu
Ilmu pengetahuan merupakan fondasi utama dalam membentuk individu dan masyarakat. Dalam setiap aspek kehidupan, baik akademik, profesional, maupun spiritual, pencarian ilmu selalu menjadi hal yang sangat penting. Mengingat besarnya peran ilmu, banyak tokoh Islam seperti Imam Ibnu Asyur memberikan panduan tentang cara efektif memperoleh ilmu. Di era modern saat ini, dengan semakin mudahnya akses informasi, tantangan untuk mendapatkan ilmu yang benar-benar bermanfaat menjadi lebih rumit. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara yang tepat dalam mencari ilmu. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga cara utama yang menjadi dasar dalam mencari ilmu dan bagaimana ketiganya saling melengkapi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam.
Dalam konteks pencarian ilmu (تحصيل العلم), terdapat tiga cara utama yang menjadi pondasi untuk memperoleh ilmu yang lebih dalam. Ketiga cara ini menunjukkan bahwa membaca adalah bagian integral dari proses tersebut. Imam Ibnu Asyur dalam tafsirnya At-Tahrir wat Tanwir, menjelaskan:
وأنَّ تَحْصِيلَ العُلُومِ يَعْتَمِدُ أُمُورًا ثَلاثَةً: أحَدُها: الأخْذُ عَنِ الغَيْرِ بِالمُراجَعَةِ والمُطالَعَةِ، وطَرِيقُهُما الكِتابَةُ وقِراءَةُ الكُتُبِ، فَإنَّ بِالكِتابَةِ أمْكَنَ لِلْأُمَمِ تَدْوِينُ آراءِ عُلَماءِ البَشَرِ ونَقْلُها إلى الأقْطارِ النّائِيَةِ وفي الأجْيالِ الجائِيَةِ. والثّانِي: التَّلَقِّي مِنَ الأفْواهِ بِالدَّرْسِ والإمْلاءِ. والثّالِثُ: ما تَنْقَدِحُ بِهِ العُقُولُ مِنَ المُسْتَنْبَطاتِ والمُخْتَرَعاتِ. وهَذانِ داخِلانِ تَحْتَ قَوْلِهِ تَعالى: (﴿عَلَّمَ الإنْسانَ ما لَمْ يَعْلَمْ﴾)
Artinya, “Dan sesungguhnya memperoleh ilmu pengetahuan itu bergantung pada tiga hal: Yang pertama, mengambil dari orang lain melalui pengkajian murojaah dan membaca, dan cara keduanya adalah menulis dan membaca buku, karena dengan menulis, umat manusia dapat mencatat pendapat para ilmuwan dan menyebarkannya ke negara-negara jauh dan kepada generasi yang akan datang. Yang kedua, talaqqi menerima dari lisan melalui pengajaran dan imla’ (diktasi). Yang ketiga, apa yang dihasilkan oleh akal pikiran dari penemuan dan penciptaan. Dan kedua hal terakhir ini termasuk dalam firman-Nya: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak dia ketahui.“
Berdasarkan penjelasan Imam Ibnu Asyur di atas, kita dapat merangkum tiga cara utama yang menjadi pondasi dalam pencarian ilmu, yaitu:
1. Belajar dari Orang Lain
Metode ini mencakup pengambilan ilmu melalui rujukan, membaca, dan mendokumentasikan pemikiran para ulama, ilmuwan, atau orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Dengan memanfaatkan sumber-sumber literatur dan karya tulis, seseorang dapat menyerap pengetahuan yang telah ada dan menyebarkannya ke berbagai kalangan. Hal ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam dan memberikan akses kepada banyak orang untuk mengembangkan wawasan mereka.
Membaca buku, artikel, atau referensi lainnya tidak hanya memperluas cakrawala pengetahuan tetapi juga mendorong pemikiran kritis. Sumber-sumber ini menyediakan perspektif yang beragam, memungkinkan pembaca untuk menganalisis argumen dan pendapat yang berbeda. Ini penting dalam membentuk sikap kritis dan analitis dalam menghadapi berbagai isu.
2. Belajar Langsung dari Guru
Pembelajaran secara langsung melalui pembelajaran di kelas, pengajaran metode talaqqi, ceramah, atau diskusi sangat penting dalam proses pendidikan. Metode ini memberikan kesempatan bagi murid untuk bertanya dan berdiskusi, sehingga pemahaman mereka dapat lebih terasah. Interaksi langsung dengan guru dan teman-temannya ini juga menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan interaktif, di mana murid dapat menggali lebih dalam tentang materi yang dipelajari.
Dalam konteks ini, kehadiran seorang guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai mentor yang dapat membimbing murid dalam proses pembelajaran. Guru dapat memberikan bimbingan yang sifatnya personal, memperhatikan sisi kekuatan dan kelemahan setiap murid, serta membantunya menemukan cara belajar yang paling efektif.
3. Berpikir Kritis
Kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif merupakan aspek penting dalam memperoleh ilmu. Melalui analisis, eksperimen, problem solving, dan refleksi, seseorang dapat mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Proses berpikir mandiri ini mendorong inovasi, kreativitas, dan penemuan baru, serta mengajarkan pentingnya keterampilan analitis dan kritis dalam memahami fenomena di sekitar lingkungan kita.
Dalam era informasi seperti sekarang, di mana akses terhadap pengetahuan sangat mudah, kemampuan berpikir sendiri menjadi semakin penting. Tantangan yang dihadapi saat ini sering kali memerlukan solusi yang tidak konvensional, dan kemampuan untuk berpikir di luar kebiasaan akan sangat berguna. Ini juga mendorong kita untuk menjadi pembelajar seumur hidup, terus mencari dan mengeksplorasi hal-hal baru.
Pentingnya Integrasi Ketiga Cara dalam Pencarian Ilmu
Ketiga cara ini saling melengkapi satu sama lain dalam proses pencarian ilmu. Menggabungkan belajar dari orang lain, pembelajaran langsung dari guru, dan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif dan mendalam. Ini menciptakan siklus pembelajaran yang produktif, di mana individu tidak hanya menjadi penerima ilmu, tetapi juga menyumbangkan pengetahuan baru.
Semua proses ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yang menyatakan, “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya“ (Al-Alaq: 5). Ayat ini menegaskan bahwa ilmu pengetahuan itu berasal dari Allah dan dapat diperoleh tidak hanya melalui interaksi dengan orang lain tetapi juga melalui usaha dan penemuan pribadi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, kita perlu selalu berpikir kritis dan kreatif, aktif membaca dan menulis, serta belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman.
Dengan mengintegrasikan semua pendekatan ini, kita dapat memperluas pemahaman dan mengembangkan kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia. Proses pencarian ilmu tidak hanya menjadi kewajiban seseorang, tetapi juga tanggung jawab kolektif untuk meningkatkan mutu pengetahuan tersebut dalam masyarakat.
Pendidikan dan pencarian ilmu adalah perjalanan yang tak pernah berakhir. Dengan memahami dan mengaplikasikan tiga cara utama yang diungkapkan oleh Imam Ibnu Asyur, kita tidak hanya meningkatkan pengetahuan kita, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi sumber ilmu, dan dengan saling berbagi ilmu tersebut, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi generasi mendatang. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan kita, dan tanggung jawab kita adalah menjaganya agar terus bersinar.